Terlelapkah Kita
terlelapkah kita
dipangkuNya
tutup matakah kita
kala denyut mendegupNya
bukankah kita dirasukkan
sepasang jernih mata ikan
di lembah sukma paling dalam
untuk waspada meski kepala
terendam dalam sungai yang fana
namun mengapa air sungai
terasa kering, dan kemarau
mereras sejuk di hati api
seolah tergerus arus haus
suruk tuju yang Sejati
Di Hati, Engkau Kekal
/1/
kususur jalan setapak ini
bersama derap dan uji nyali
dalam langkahku yang pasti
kutemukan Engkau kembali
/2/
ketika sampai di bukit hadap-hadap
aku menerka-nerka berapa
jumlah jalan selanjutnya akan mencoba
tapi napas sudah terengah
mengapa congkak masih terasah
/3/
aku malu luar biasa
sedang nyawa sudah setengah
sedang nyali sudah lelah
maka nikmat yang manakah
sedang aku dusta
/4/
Tuhan
di bukit ini, aku kalah
di hati, Engkau kekallah
Akan Kemana Kau Bawa Kefanaanku
bilakah Engkau di balik lembah
bunga manakah yang akan kaurekah
pertama kali ketika kupasrah
pada perjalanan yang lelah
bilakah Engkau di balik parit
akan kemanakah kau alir
hidupku yang sumir
mungkinkah ke langit zenit
bilakah Engkau di balik angin
akan kemanakah kau bawa kefanaanku
mungkinkah ke rahman rahim
cahayaMu
Cintaku PadaMu
Cintaku padaMu:
lebih dingin dari malam
lebih panjang dari hujan
lebih jernih dari awan
lebih purba dari rindu
lebih diam dari batu
lebih dalam dari waktu
-lebih sunyi dari kata
Mama
kata meletup
di sabana lahir menjelma
seorang musafir yang ditafsir
oleh pengamat dan pembacanya
PENULIS:
Syukron MS lahir di Probolinggo, Juni 2001.
Editor: Mustain Romli
Design/Layouter: Rohim
0 Komentar