Ticker

6/recent/ticker-posts

Politik yang Suram

  

Perjalanan politik dengan realitas seringkali berseberangan dari yang seharusnya. Jika pada hari ini menyatakan demikiran. Maka belum bisa dipastikan di hari-hari berikutnya juga demikian. Padahal jika tujuan terbesar politik adalah meraih perhatian publik (suara rakyat) yang berakhir pada kekuasaan. Maka tugas utamanya tak lain dan tak bukan, mewujudkan apa yang menjadi cita-cita luhur untuk rakyat. Sebab tanpa suara rakyat, untuk menduduki kursi negara sangatlah sulit terpenuhi. Apalagi di negara demokrasi, kekuasaan tertinggi ada pada rakyat.
Maka tentu, ketika politik yang dijalankan sama sekali tidak pro rakyat. Rakyat tidak akan menyambut dengan baik, justru malah nyinnyiran yang didapatkan. Semakin pintar para kaum elite menempatkan dirinya di situasi tertentu. Peluang empatik dari rakyat tidak akan terlalu sulit diraih. Jika memang, adanya beberapa baliho-baliho yang bertebaran hanya stagnan pada persoalan popularitas. Catatannya adalah apakah cara yang dilakukan sudah tepat? Meski sekarang, popularitas mudah didapatkan.

Tidak Koherensi

Mari kita perhatikan pergerakan politik akhir-akhir ini. Beberapa partai sedang gencar-gencarnya mendirikan baliho di pinggir jalan raya. Menonjolkan fotonya sedemikian besar dan sedemikian berkesan. Dengan dibumbui beberapa sepenggal kalimat yang mungkin untuk menarik minat rakyat. Kalaupun adanya baliho itu berkaitan erat dengan kontestasi politik 2024 (pemilihan presiden). Maka bisa dipastikan bahwa tujuan daripada memasang baliho adalah upaya mengenalkan kepada masyarakat Indonesia, siapa saja yang akan maju diperhelatan politik 2024 nanti.
Akan tetapi, strategi yang ditempuh justru berbanding terbalik dari yang seharusnya. Mengapa demikian? Karena jelas, negara kita saat ini sedang mengalami krisis kesehatan akibat hantaman pandemi yang masih belum berakhir. Krisis ekonomi, juga dialami oleh rakyat yang mengalami kesulitan mencari nafkah. Krisis pekerjaan akibat di-PHK oleh tempat kerjanya. Krisis kemanusiaan, yang belakangan ini dipertontonkan oleh beberapa petugas PPKM di lapangan, berikut juga aksi koruptif yang diperlihatkan oleh para pejabat.
Mengapa yang ditempuh oleh mereka (yang mungkin akan maju di pilpres 2024) lebih kepada baiho-baliho yang sama sekali tidak ada korelasinya dengan keadaan negeri ini? Padahal bukan tidak mungkin rakyat tidak mengenal kepada para calon presiden mendatang. Sebetulnya yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dari pemimpin negeri ini bukanlah ucapannya. Tetapi bukti nyata apa yang akan disumbangsihkan kepada bagsa dan negara.

Dibutuhkan Strategi yang Pas

Para elite politik seharusnya bisa mengambil langkah yang sifatnya memberikan jalan atau jawaban atas persoalan-persoalan yang melanda bangsa dan negara ini. Apa yang sedang dihadapi bangsa dan negara ini mesti dijadikan prioritas utama untuk mewujudkan kepercayaan rakyat dan kemakmuran rakyat. Modal baliho saja tidak cukup, apalagi isi di baliho tersebut sama sekali tidak relevan dengan tantangan hari ini dan ke depan.  
Dalam berpolitik, berpikir panjang dan terbuka terhadap keadaan sekitar sangatlah penting. Gagasan-gagasan apa yang akan diusung (misalnya pemberantasan korupsi secara berkala, menuntaskan persoalan HAM yang sampai hari ini masih banyak ketimpangan, pandemi dan ekonomi yang tidak selesai-selesai), kinerja seperti apa yang akan dilakukan. Semua itu akan menarik daya tawar rakyat untuk memilihnya menduduki kekuasaan. Jangan menganggap bahwa tugas rakyat hanya memilih. Tetapi rakyat  juga memilah siapa yang pantas mendapatkan kepercayaan memimpin negara ke depan. Terlepas apakah nanti kinerja yang disuguhkan betul-betul sesuai dengan gagasan atau justru meninggalkan pahit. 
Di sisi lain, pola komunikasi yang sebelum dan sesudah pandemi datang harusnya menjadi catatan penting bagi para elite politik. Kalau dulu sebelum pandemi, para calon presiden bisa melakukan atraksi politik berupa kampanye di beberapa daerah. Tetapi saat ini, kegiatan politik dipaksa dengan jarak jauh alias tidak bisa melakukan kampanye. Hal tersebut merupakan tantangan dan jawaban bagi para calon presiden. Nah mirisnya yang terjadi hari ini, para elite politik sibuk mengurusi baliho-baliho yang tak sejalan dengan problem bangsa dan negara ini. Mestinya lewat baliho-baliho itu, para calon presiden bisa memaksimalkan betul. Sehingga komunikasi tetap berjalan dan gagasan yang akan dibawa bisa dikenal masyarakat. 
Akhir dari tulisan ini, ia yang melihat ketimpangan di mana-mana. Dan tidak tergerak untuk menanggulanginya. Maka masa depan bangsa ini akan terus dihantui kegagalan. Ketika politik yang digencarkan hanya mentok pada popularitas melalui baliho disejumlah pinggir jalan raya. Bisa dipastikan, cita-cita para elite politik berbanding terbalik dengan cita-cita bangsa dan negara ini. Wallahu A'lam.
 
 
 
 
Penulis: Mustain Romli
Layouter: Rohim

Posting Komentar

0 Komentar