Sejauh ini masih belum saya temukan tulisan terkait apa yang sedang menunggu Jokowi sehingga saya tertarik untuk menulisnya dengan harapan ini akan menjadi bahan pengevaluasian terkhusus bagi Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia dan bagi manusia pada umumnya.
Pertanyaan yang akan diajukan dalam pembahasan kali ini pertama adalah kenapa harus Jokowi yang dijadikan pokus tulisan ini padahal pada umunya bagi semua manusia? Karena Jokowi adalah orang nomor satu di Indonesia atau sebagai kepada Negara Indonesia yang jarang sekali ada orang yang secara langsung menjadikannya sebagai pokus perbincangan dalam tulisannya apalagi dengan judul saya ini. Apa yang menunggu Jokowi?
Sebagai sebuah nasehat dari rakyatnya, saya ingin menjelaskan tentang sebuah kematian sebagai nasehat bagi seluruh manusia terkhusus Jokowi. Kematian itulah yang sedang menunggu Jokowi! Sebenarnya bukan hanya Jokowi yang ditunggu kematian, semua manusia telah ditunggu kematian dan pasti akan merasakan yang namanya kematian. Tapi, saya sebagai penulis akan merasa bangga apabila tulisan saya ini dibaca langsung oleh Jokowi, karena jarang orang seperti saya memberi nasehat kepada orang nomor satu di Indonesia bahkan akan semakin bangga jika tulisan saya ini dibaca kemudian diresapi dalam-dalam sehingga menjadi pembelajaran yang akan berkesan menjadi kebaikan.
Teringat kepada apa yang pernah disampaikan oleh Fahruddin Faiz bahwa dulu Deogenes pernah menggali kuburan raja dan kuburan salah satu rakyatnya. Kemudian, ditanyalah oleh Alexander the great tetang kenapa menggalinya, jawaban Deogenes itu simple kepada sang raja bahwa ia hanya ingin memastikan apakah tulang seorang raja dengan rakyat itu berbeda ataukah sama? Dan ternyata sama. Kira-kira seperti itu penyampaian Fahruddin Faiz. Maka dari itulah saya ingin mengingatkan Jokowi bahwa selain beliau sama-sama manusia seperti kemanusiaan rakyatnya beliau juga akan mengalami kematian sebagai manusia biasa. Perbedaan beliau dengan rakyatnya hanyalah beliau sebagai presiden dan rakyatnya sebagai rakyat biasa bukan presiden. Mustahil dalam satu negara ada banyak presiden Republik.
Tulisan ini hanya sebagai pengingat presiden Jokowi bahwa beliau sedang ditunggu oleh yang namanya kematian. Kenapa harus diingatkan? Karena mengingat mati adalah keharusan bagi manusia untuk tidak menuhankan kehidupan. Kesadaran dalam kehidupan bahwa hidup tidak selamanya ada di dunia melainkan juga akan pergi ke alam selanjutnya, yaitu kematian. Jokowi tidak perlu diingatkan tentang kematian karena beliau sudah selalu ingat kepada kematian! Kata siapa? Ada banyak hal yang harus Jokowi selesaikan tentang persoalan dunia dalam ruang lingkup bangsa dan negara, apakah dalam setiap apa yang beliau kerjakan selalu mengingatkan beliau kepada kematian? Jawabannya tidak!
Saya menyayangi beliau sebagai pemimpin saya di Indonesia. Maka lantaran itulah saya menulis ini kepada Jokowi dan semoga dibaca oleh beliau dari rakyat biasa yang ada jauh dari jangkauan kota Jakarta.
"Semua yang bernyawa pasti akan
bertemu dengan yang namanya maut". (*)
YAKUSA
*) SUHUD SYAYADI AMIR,
KABID PPPA HMI KOMISARIAT INSAN CITA
0 Komentar