Menanggapi rentetan aksi terorisme dan isu radikalisme agama akhir akhir ini di Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Probolinggo Komisariat Abu Nawas UNUJA adakan kajian webinar bertema "Menangkal Radikalisme Agama dengan Al-Qur'an" pada Minggu 5 April 2021 kemarin secara virtual.
Kajian webinar yang diadakan melalui aplikasi google meet itu di ikuti oleh anggota HMI Komisariat Abu Nawas UNUJA serta beberapa anggota HMI komisariat lain dan juga beberapa Alumni HMI turut mengikuti webinar yang di moderatori oleh Muhammad Firdaus dan Muhammad Sholeh serta Ahmad Saipul Bahri sebagai Narasumber pada webinar tersebut. Dua nama terakhir yang menjadi narasumber pada webinar itu merupakan pengurus HMI komisariat abu nawas UNUJA masing masing sebagai Wasekum bidang PPPA dan Ketua Umum HMI Komisariat Abu Nawas UNUJA.
Muhammad Firdaus selaku moderator yang juga notabenenya adalah anggota pengurus HMI komisariat abu nawas UNUJA sebagai Wasekum bidang PTKP menyampaikan bahwa webinar tersebut merupakan suatu bentuk upaya menanggapi isu terorisme dan radikalisme agama yang saat ini santer di bicarakan oleh publik seiring dengan adanya rentetan aksi terorisme beberapa waktu lalu di Indonesia, mulai dari pengeboman gereja katedral di Makassar, hingga penangkapan diduga anggota teroris yang merupakan eks anggota ormas terlarang, dan yang terakhir penyerangan Mabes Polri oleh satu orang pelaku teroris di Jakarta pada akhir bulan Maret lalu.
Dalam webinar tersebut kedua narasumber sama sama menyampaikan terkait latar belakang radikalisme agama yang sering diopinikan sebagai paham keagamaan yang berpotensi melahirkan gerakan-gerakan radikal termasuk aksi terorisme yang di landasi intoleransi dan kekerasan berbasis pada fanatisme agama. Dan para narasumber juga memaparkan faktor penyebab lahirnya gerakan radikal Oleh kelompok-kelompok radikal yang mengatas namakan agama salah satunya adalah disebabkan oleh kemampuan dalam memahami teks agama sehingga Islam hanya dipahami secara dangkal sehingga dengan penafsiran sempit pada nas-nas syara' yang kemudian berimplikasi pada pemahaman yang keliru terhadap doktrin agama Islam. Banyak ayat ayat Alqur'an yang sering disalah pahami dan disalah artikan dan dijadikan dalil dalam gerakannya oleh kelompok radikal tertentu sehingga melahirkan beberapa gerakan ekstrim semacam aksi terorisme dan tindak kekerasan lainnya. Teror dan kekerasan yang mereka Lakukan menjadikan Islam seakan-akan melegalkan kegiatan mereka. padahal jika mengacu pada penjelasan-penjelasan jihad bentuk teroris semacam ini tentu bertentangan dengan Misi Agama yang Rahmat lil 'alamin. Pemahaman yang tidak Holistik terhadap agama menjadikan cara pandang mereka menjadi hitam putih dan justru jauh dari pesan moral agama itu sendiri. mereka melakukan sakralasi agama yang kemudian dijadikan instrument dalam melakukan tindakan kekerasan. Jadi seorang muslim harus memaknai pesan agama dengan hati yang jernih dan menjadikannya sebagai ritual terus menerus sepanjang hidup. Sehingga Agama dapat menjadi pengayom untuk Manusia serta memberi kenyamanan bagi seluruh alam. Bukan menjadi sesuatu yang menyeramkan dan menakutkan.
Dalam sesi diskusi pada webinar tersebut juga membahas beberapa permasalahan terkait adanya kelompok kelompok tertentu yang berusaha menyudutkan umat Islam terkait aksi aksi teror yang kerap terjadi di dunia. Karena berdasarkan fakta yang ada bahwa setiap aksi terorisme yang dilancarkan oleh kelompok buang mengatas namakan Islam selalu menjadi topik pembicaraan global yang ramai diperbincangkan dan santer diberitakan, sementara berbalik dengan aksi terorisme yang menjadikan umat Islam sebagai korban tindak kekerasannya seolah diabaikan dan tidak diberitakan atau diperbincangkan seramai aksi teror yang mengatasnamakan Islam, ibaratnya kasus kasus tersebut hilang bagaikan ditelan bumi. Apakah hal tersebut hanya kebetulan atau disengaja??
Maka kesimpulan permasalahan" yang ada di atas pada webinar kemarin menghasilkan bagaimana cara menyikapi isu isu radikal yang mengatas namakan agama dan isu terorisme yang berkembang dengan tidak meyakini begitu saja, apalagi harus berkesimpulan bahwa ajaran agama khususnya ajaran Islam menjadi penyebab terjadinya gerakan" radikal atau aksi terorisme yang merugikan agama Islam itu sendiri, akan tetapi adanya beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya gerakan tersebut. Salah satunya adalah adanya suatu kepentingan satu kelompok untuk mencapai tujuannya sehingga melakukan gerakan radikal atau tindakan terorisme mengatas namakan agama dengan salah satu tujuannya adalah memecah belah suatu bangsa dan memecah belah persatuan umat Islam itu sendiri, mungkin dikarenakan faktor kekuatan umat Islam yang menjadikan suatu kelompok tersebut merasa terancam dan membahayakan kepentingan suatu kelompok tersebut. Dalam closing statemennya narasumber kedua Ahmad Saipul Bahri yang juga selaku ketua umum HMI Komisariat Abu Nawas UNUJA menyampaikan bahwa terkait tindakan terorisme merupakan satu bentuk upaya sistematis yang dilakukan individu atau kelompok untuk melakukan suatu usaha mencapai tujuannya dengan kekerasan, maka istilah terorisme sendiri tidak boleh dimanipulasi dan harus dipahami sesuai dengan makna yang sebenarnya sehingga tidak terkesan menyudutkan atau menyalahkan kelompok tertentu khususnya umat Islam.
1 Komentar
Good job
BalasHapus