Saya ingin HMI bersatu, tidak ada lagi batasan maupun penyeketan yang dilakukan oleh sesama kader. Karena pada dasarnya kita adalah satu, kita adalah keluarga yang di mana harus menerima kekurangan satu dengan yang lainnya. Tidak ada lagi pendoktrinan dari pihak luar yang terus menerus menekan dalam berproses di organisasi ini. Ditambah lagi dengan keadaan bumi pertiwi yang sedang tidak baik-baik saja, mari kita bangun keluarga kecil ini dengan penuh keyakinan dan semangat untuk mewujudkan cita-cita para leluhur. Sebagai kader HMI harus bisa melihat dan memprediksi bagaimana dinamika dalam pengkaderan HMI yang sesungguhnya.
Kita bisa melihat dalam sebuah buku “44 Indikator Kemunduran HMI”, di situ tertulis bahwasanya kader HMI mengalami penurunan secara signifikan dalam segi kualitas maupun kuantitas. Itu dikarenakan kurangnya kesadaran bagi para kader untuk lebih melihat dunia luar yang lebih luas. Jangan terpaku ke dalam Ranah HMI saja melainkan lebih dari itu kader HMI harus pandai dalam berkecimpung di instansi lainnya. Banyak kita lihat bahwasanya kader HMI banyak sekali yang hanya sekedar ikut tanpa memahami makna apa yang diberikan oleh HMI. Sehingga kita bisa lebih memahami dengan maksud dan tujuan dari apa yang sudah kita capai.
Saya sempat mendengar bahwasanya kader HMI pernah terlibat dalam pergerakan Kemerdekaan Indonesia untuk ikut dalam jajaran kemiliteran seperti sosok Letjend. Ahmad Tirtosudiro, kemudian komitmen terhadap perjuangan bangsa kembali dibuktikan oleh HMI ketika terjadi peristiwa G30S PKI yang pada saat itu mereka akan merebut kekuasaan dengan cara inkonstitusional, para aktivis HMI dari pusat maupun daerah menggabungkan diri melalui KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa). Seperti sosok Mar’i Muhammad, Fahmi Idris dan kawan-kawannya ikut andil membubarkan PKI.
Nah, setelah tahu sejarah ilmiah berdirinya HMI, terus bagaimana menggerakkan sejarah itu? 74 tahun sudah berdiri HMI dan dikenal sebagai organisasi mahasiswa Islam yang menjunjung tinggi lima kualitas insan citanya yang mempunyai misi sebagai kader umat dan bangsa. Apakah hari ini kader HMI masih layak disebut kader ummat dan bangsa? Jawabannya ada pada diri setiap kader yang mengisi himpunan ini.
Kader HMI bisa disebut kader jikalau ada sesuatu yang melekat pada diri seorang kader yaitu menjaga independensi sebagai kader dan menampilkan lima kualitas dan lima ciri khas kader insan cita. HMI sebagai tempat pembinaan, aktualisasi potensi mahasiswa islam, dalam konteks saat ini sudah seharusnya melakukan pembenahan diri jika HMI ingin tetap sebagai harapan masyarakat Indonesia. Karena masa depan HMI adalah masa depan bangsa Indonesia. Mari kita saling berpegangan tangan satu dengan yang lainnya untuk bisa menjadikan HMI ini bisa lebih eksis dan berguna bagi masyarakat sekitar. Bahagia HMI jayalah Kohati.Yakusa!
Penulis: Agus Hidayatullah
Jabatan: Kabid PTKP Komtek
Layouter: Rohim
Editor: Mst. R
0 Komentar