Ticker

6/recent/ticker-posts

Organisasi Mahasiswa dan Digitalisasi, Apakah Bisa Beradaptasi ?

 

Berbicara organisasi mahasiswa, pasti semua orang mengetahui hal itu dan tidak lupa akan hal itu. Dari semua organisasi ekstra maupun intra kampus  yang sering kita jumpai. Organisasi ini mempunyai peranan masing-masing dan mempunyai tujuan yang sama yaitu mencerdaskan, mempertahankan dan memperjuangkan bangsa indonesia. Sekarang semua organisasi ini dihadapkan dengan pandemi  Covid 19 yang tak kunjung usai sehingga semua organisasi harus ekstra beradaptasi dengan namanya serba digital. Kita tidak tau, apakah dengan adanya Covid-19 ini mengantarkan peradaban baru di era indutri 4.0? Atau memang, politik ekonomi dunia  yang tak kunjung usai sehingga kita diharuskan menggunakan yang serba digitalisasi. 

Sebelum berbicara tentang digitalisai, kita harus tau terlebih dahulu apa perbedaan digitisasi, digitalisasi dan transformasi digital. Digitisasi yaitu proses mengkonversi dari analog menuju digital. Jadi, berbagai macam informasi dan data yang semula bersifat manual dan konvensional dipindahkan dalam format digital. Contoh sederhananya, misal dashboard di mobil yang dulu menggunakan indikator penunjuk kecepatan yang berbentuk jarum sekarang diganti menjadi digital.

Digitalisasi yaitu ketika semua proses yang ada (tidak hanya tampilan) dapat terhubung secara digital. Mesin satu dan yang lainnya, proses satu dan lainnya akan saling terhubung. Dalam transformasi digital, proses digitisasi dan digitalisasi diterapkan secara bersamaan. Jadi apa perbedaan antara digitisasi, digitalisasi, dan transformasi digital? Transformasi digital adalah rumah besarnya, digitalisasi adalah menguhubungkan proses-proses secara digital. Sementara digitisasi lebih kecil lagi tampilannya saja yang terlihat digital.

Bukan hanya sektor industri,pengusaha, atapun pemerintah. Organisasi juga mempunyai peranan terhadap era sekarang yang serba digital. Ada banyak keuntungan dan juga kerugian dari yang namanya digitalisasi. Seperti isu sekarang yaitu pandemi Covid-19 di Indonesia. Banyak keluhan dari masyarakat terhadap pandemi dari sektor ekonomi, pendidikan dan yang lainnya juga tedampak. Covid-19 menjadi polemik yang tak kunjung usai, banyak orang yang menyerupai serigala berbulu domba. Yang tanpa disadari, masyarakat dihadapkan pada polemik yaitu banyaknya permainan yang ditanamkan pada mindset kekhawatiran terhadap Covid-19.

Banyak masyarakat menjadi sangat khawatir terhadap program dari pemerintah yaitu tentang kesehatan di Indonesia berupa program vaksinasi masal. Banyak korban yang ditampilkan diberita tentang kematian Covid-19 yang setiap hari tak kunjung usai. Berita-berita yang seperti itu menjadi kekhawatiran masyarakat. Karena masyarakat hanya mengandalkan digitalisasi yaitu berbekal handphone yang sering dipakai sebagai media informasi secara berkala. Di mana notabene masyarakat Indonesia yang serba “latah” apalagi di dearah pedesaan yang kurangnya pola pemikiran dalam memfilter berita. Ada beberapa informasi dari berita yang memang tidak tau sumbernya. Sehingga dimakan mentah-mentah tanpa di filter terlebih dahulu. Yang pada akhirnya memunculkan kekhawatiran  masyarakat terhadap Covid-19. Banyak berita hoax yang tersebar di beberapa media. Nah, ini adalah peranan organisasi mahasiswa untuk mencegah kekhawatiran masyarakat terhadap polemik Covid-19.

Dari semua berita yang tersebar menjadikan bahan diskusi ilmiah yang nantinya memberikan solusi dan jalan keluar dalam permasalahan yang tak kunjung usai. Sehingga dari organisasi mahasiswa menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Pemerintah bisa melihat keluhan pada masyarakat  yang terdampak Covid-19. Digitalisasi inilah juga menjadi batu loncatan untuk organasasi mahasiswa menyadarkan masyarakat terhadap berita-berita hoax yang beredar. Digitalisasi ini menjadi akses dalam hal segi berbagai macam penggunaan, mulai dari pendidikan (education digitalisation), yaitu pembelajaran secara daring kepada siswa ataupun kepada mahasiswa. Pemasaran secara digital (digital marketing), pemasaran yang dilakukan yaitu dengan menggunakan media aplikasi ataupun web yang tersedia dalam semua fitur android.

Selain itu banyak dari kalangan masyarakat memanfaatkan semua itu. Di era digitalisasi  kita harus memahami dan melakukan dengan tujuan yang baik. Di era digital atau era industri 4.0 kita bisa mempergunakan teknologi dengan baik. Buatlah kreatifitas tanpa batas untuk memajukan Indonesia emas. Indonesia akan maju jika pemudanya bergerak dan berjuang bersama-sama untuk Indonesia tercinta. 

 

PENULIS: MOHAMMAD FARID

STATUS: KABID P3A HMI KOMTEK UNUJA

EDITOR: MUSTAIN ROMLI

LAYOUTER: ROHIM

Posting Komentar

0 Komentar