Setiap pekerjaan kita memiliki nilai serta penghargaan tertentu menurut konteks dan porsinya masing-masing, begitu juga amal perbutan manusia di mata Allah Swt. Semua memiliki nilai dan penghargaan menurut konteks dan porsinya masing-masing. Sering kita dengar kisah-kisah yang terdapat dalam Al-hadist yang mengisahkan hal-hal yang terkesan tidak berguna namun menyelamatkan si pelakunya dari bara api neraka. Dan sebaliknya banyak perbuatan yang dianggap remeh malah akan menjerumuskan pelakunya terpuruk dalam panasnya api neraka.
Masih ingatkah anda dengan kisah seorang wanita yang menelantarkan seekor kucing dan juga serang wanita pelacur yang memberi minum anjing yang kehausan, keduanya adalah contoh yang jelas yang di ibrohkan Rosulullah saw. Seorang yang tidak memiliki dosa di mata allah, harus terpuruk terlempar dan merasakan pedihnya siksa api neraka hanya karena menelantarkan seekor kucing hingga mati. Berbeda dengan si wanita pelacur yang seharusnya dosanya tidak terampuni oleh Allah karna dosanya sudah terlampau besar, setiap hari dia maksiat , berzina dan durhaka pada Allah Swt, namun karna hanya iya memberi makan seekor anjing yang kehausa yakni hewan yang dicap hina dalam agama, Allah memberi semua kenikmatan surgaserta menghapus dosa-dosanya karena rasa cinta dan kasih sayang yang dimiliki oleh wanita itu kepada semua mahluk yang rendah sekalipun.
Kita kenal kealiman dan ketakwaan Imam Ghozali, semua mengakui keredibelitasan beliau sebagai Hujjatul islam, namun surga dan kenikmatannya yang Allah berikan kepada beliau di karenakan kesudian beliau untuk menunggu seekor lalat yang minum air tinta beliau, saat beliau menulis hingga selesai.
Dari sini cukuplah ibroh dan perumpamaan bagi kita bahwasanya manusia pada umumnya sering melalaikan hal-hal kecil yang mereka anggap tidak perlu padahal mereka tidak tahu, bahwa sesungguhnya hal itu yang mereka perlukan.
Wallahu A`lam.
Penulis: Febri Irfani
Layouter: Rohim
0 Komentar